Sunday, April 25, 2010

The Art of Mixing

Mixing Stereo atau Mono ?

Me-mix secara stereo sebenarnya lebih mudah daripada me-mix secara mono. Benarkah demikian?

Mengapa telinga manusia ada 2? Apakah supaya terlihat cantik atau ganteng? Jawabannya adalah agar dapat mendengar secara stereo! Jika ada sumber suara yang letaknya tidak berada pas didepan kita, maka telinga yang satu akan mendengar lebih dahulu dibanding telinga yang lainnya.Otak manusia dapat langsung mendeteksi dari mana asal bunyi itu, atau dengan kata lain, manusia dapat mengetahui arah dari bunyi dengan cara membandingkan bunyi yang diterima oleh telinga kiri dan kanannya.

Jika suara speaker yang kiri dan kanan sama persis bunyinya dan kebetulan jaraknya dengan telinga kita pun sama persis, maka suara tersebut akan terasa berada di tengah-tengah, bukan berada dikiri dan kanan kita. Nah, pada kondisi seperti ini dikatakan manusia mendengar secara mono. Bunyi yang mono = telinga kiri dan kanan mendapatkan suara yang sama persis, baik waktu penerimaannya, warnanya maupun kekerasannya.

Rekaman Stereo & Mono
Jika kita punya hasil rekaman kaset/CD yang dikatakan mono, maka artinya hasil audio yang dikeluarkan oleh track kiri akan sama dengan track yang kanan. Artinya speaker kiri akan berbunyi sama persis dengan speaker yang kanan.
Jadi jika kita mendengar bass drum dari sebuah hasil mixing ternyata sama persis dikiri dan kanan speaker kita, maka kita katakan bahwasannya bass drumnya di-mix secara mono. Atau pada waktu mixing, panpot dari chanel track bass drum berada di center (tengah).
Seandainya tom 1 dikiri speaker.....
sedangkan tom 2 terdengar di kanan speaker, maka kita katakan bahwa tom 1 dan tom 2 di-mix secara stereo.

Artinya pada waktu di-mix, panpot chanel track tom 1 berada di kiri, sedangkan panpot chanel tom 2 berada di kanan.
Kesimpulannya : jika keseluruhan hasil mixing terdengar berada di kiri dan kanan speaker kita, maka dikatakan "Mixingnya secara strereo".


Stereo Image

Untuk mendapatkan hasil mixing stereo yang baik diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain: ruang yang mendukung, instalasi yang benar, peralatan yang stereo, kemampuan atau jam terbang dalam me-mix secara mono, posisis operator dan pendengar yang baik, dan yang terpenting adalah telinga yang kedua-duanya masih sehat, artinya tidak dipaksakan untuk mendengar lebih dari 8 jam sehari pada level di atas 80dB.

jika kita pejamkan mata kita, lalu kita dengar secara baik bunyibunyi yang ada di sekitar kita, coba dengar bunyi motor yang sedang lewat, dengarkan bunyi tukang bakso yang sedang memukul alat perkusinya, dengarkan bunyi dari adik kita yang sedang bermain, kesemua bunyi itu memiliki dimensi arah.
Arah bunyi ini membuat stereo image/efek stereo dimensi ruang dengan kita menjadi lebih lebar.
Bunyi motor yang berada didepan rumah kita, bunyi adik kita yang berada di belakang rumah, bunyi nyamuk yang berseliweran memutar kepala kita, bunyi tukang bakso nan jauh disana, dengan tanpa melihat kita dapat menebak dari mana bunyi itu berasal. Bagaimana bisa?


Jawabannya adalah karena telinga kita 2, dan telinga kita ini bekerja sama memberi tahu kita darimana arah bunyi itu berasal, atau dengan kata lain: manusia mempunyai pendengaran yang stereo untuk menentukan arah bunyi, apakah di kiri, kanan, agak ke kiri, agak ke tengah, agak ke kanan, di jam 12, di jam 1, di jam 3, dan sebagainya, tergantung penempatan speaker, posisi pendengar, posisi panpot pada waktu multitrack recorder di-mix menjadi stereo track (2track).
Jika seluruh bunyi berada di tengah, artinya seluruh panpot berada di tengah, maka seluruh bunyi mempunyai arah yang sama.


Artinya vokal, bass, snare drum, gitar, backing vocal, dan yang lainnya berada di tengah, sehingga akan sangat sulit bagi pendengar untuk membedakan bunyi satu dan yang lainnya.
Suara vokal utama yang tadinya jelas akan bercampur dengan suara backing vocal, snare drum, gitar, piano, dan yang lainnya, sehingga suara vokal utama tadi menjadi kurang jelas. Kesimpulannya: dengan memisahkan arah dan bunyi satu dan yang lainnya, maka kejelasan dari masing-masing bunyi dapat dimaksimalkan. Hal ini hanya dapat dicapai, jika hasil mixing kita dilakukan secara stereo.


Bagaimana jika bukan mono, bukan juga stereo, tapi surround? Jika kita tambahkan dimensi yang ketiga, bagaimana caranya supaya bunyi dapat bergerak dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan, dari depan ke belakang?


Sumber : www.audiopro.co.id

No comments:

Post a Comment